1. PITIRIASIS VERSIKOLOR (Tinea versikolor, kromofitosis, dermatomikosis, tinea flava, pitiriasis versikolor plava dan panau)
Merupakan penyakit jamur superficial yang kronik biasanya tidak memberikan keluhan subyektif, berupa bercak berskuama halus yang berwarna putih sampai coklat hitam, terutama meliputi badan dan kadang-kadang dapat menyerang ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher, muka, dan kulit kepala yang berambut.
Patogenesis
Flora normal yang berhubungan adalah Pityrosporum orbiculare atau Pityrosporum ovale. Pitiriasis versikolor ini merupakan infeksi ringan yang sering terjadi yang Nampak sebagai akibat Malassezia furor yang tumbuh berlebihan.
Gejala klinis
Kelainan ini terlihat sebagai bercak-bercak, berwarna-warni, bentuk tidak teratur sampai teratur, batas jelas sampai difus. Bercak-bercak tersebut berfluoresensi bila dilihat dengan lampu Wood. Bentuk papulo-vesikular dapat terlihat walaupun jarang. Kelainan biasanya asimtomatik. Kadang-kadang penderita dapat merasakan gatal ringan.
2. PITIROSPORUM FOLIKULITIS
Merupakan penyakit kronis pada folikel pilosebasea yang disebabkan oleh spesies Pitirosporum berupa papul dan pustule folikular yang biasanya gatal dan terutama berlokasi di batang tubuh, leher, dan lengan bagian atas.
Etiologi
Jamur penyebab adalah spesies Pityrosporum yang identik dengan Malassezia furfur penyebab pitiriasis versikolor. Spesies ini sekarang disebut kembali sebagai Malassezia.
Gejala klinis
Memberikan keluhan gatal pada tempat predileksi. Terlihat papul dan pustule perifolikular, berukuran 2-3 mm diameter dengan peradangan minimal.
3. PIEDRA
Adalah infeksi jamur pada rambut, ditandai dengan benjolan (nodus) sepanjang rambut dan disebabkan oleh Piedra hortai (black piedra) atau Trichosporon beigelii (white piedra)
Gejala klinis
Menyerang rambut kepala, janggut, dan kumis tanpa memberikan keluhan. Krusta melekat erat pada rambut yang terserang.
Piedra hitam, contoh Piedra hortaihanya menyerang rambut kepala. Jmaur ini menyerang rambut di bawah kutikel, kemudian membengkak dan pecah untuk menyebar di sekitar rambut dan membentuk benjolan tengguli dan hitam.
Piedra putih, menyerang janggut dan kumis. Benjolan berwarna coklat muda dan tidak begitu melekat pada rambut.
4. TINEA NIGRA PALMARIS
Disebabkan oleh Cladosporium wermeckii adalah infeksi jamur superficial yang asimtomatik pada stratum korneum. Kelainan kulit berupa macula tengguli sampai hitam. Biasanya yang terserang adalah telapak tangan.
5. OTOMIKOSIS
Adalah infeksi jamur kronik atau subakut pada liang telinga luar dan lubang telinga luar yang ditandai dengan inflamasi eksudatif dan gatal.
Gejala klinis
Liang telinga merah sembab dan banyak krusta. Inflamasi disertai eksfoliasi permukaan kulit atau pendengaran dapat terganggu karena liang telinga tertutup oleh massa kotoran kulit dan jamur. Infeksi bakteri dan dan invasi jaringan dibawah kulit menyebabkan nyeri dan dan supurasi.
6. KERATOMIKOSIS
Adalah infeksi jamur pada kornea mata yang menyebabkan ulserasi dan inflamasi setelah trauma pada bagian tersebut diobati dengan obat-obat antibiotic dan kortikosteroid.
Gejala klinis
Lesi mulai dengan benjolan yang menonjol sedikit di atas permukaan, berwarna putih kelabu dan berambut halus. Vaskularisasi sering tidak tampak.
2. MIKOSIS PROFUNDA
Terdiri atas beberapa penyakit yang disebabkan oleh jamur, dengan gejala klinis tertentu yang menyerang alat di bawah kulit, misalnya traktus intestinalis, traktus respiratorius, traktus urogenitalis, susunan kardiovaskular, susunan saraf sentral, otot, tulang, dan kadang-kadang kulit.
Penyakit ini bersifat kronis. Manifestasinya berupa tumor, infiltrasi peradangan, ulkus atau sinus tersendiri maupun bersamaan.
Jamur yang menyebabkan mikosis subkutan tumbuh dalam tanah atau pada tanaman yang membusuk. Beberapa penyakit jamur subkutan yang ditemukan di Indonesia adalah
a) SPOROTRIKOSIS
Adalah infeksi kronis yang disebabkan oleh Sporotrichium schenkii yang masuk ke dalam kulit melalui trauma dan ditandai dengan pembesaran kelenjar getah bening.
Lesi lokal terbentuk sebagai pustul, abses, atau tukak, dan saluran getah bening yang berasal dari tempat ini menjadi tebal dan menyerupai tali. Lesi menunjukkan peradangan menahun dan granulomatosa yang mengalami nekrosis.
b) KROMOBLASTOMIKOSIS (Kromomikosis)
Adalah penyakit jamur yang disebabkan oleh bermacam-macam jamur berwarna (demataceous) yaitu Phialophora verrucosa, Fonsecaea pedrosoi, Rhinocladiella aquaspersa, dan Cladosporium carrionii.
Jamur masuk melalui trauma ke dalam kulit, seringkali pada tungkai atau kaki. Secara lambat, pertumbuhan mirip kutil tersebar di sepanjang aliran getah bening yang berasal dari daerah yang terserang. Walaupun jarang, elefantiasis mungkin timbul akibat infeksi sekunder.
c) MISETOMA
Adalah penyakit kronik, supuratif dan granulomatosa yang disebabkan oleh bakteri Actinomyces dan jamur Nocardia yang merupakan jamur berfilamen. Gejala klinis biasanya terdiri atas pembengkakan, abses, dan sinus. Di dalam sinus ditemukan butir-butir (granules) yang berpigmen yang kemudian dikeluarkan melalui eksudat. Misetoma timbul bila organisme tanah ini tertanam ke dalam jaringan subkutan melalui trauma.
d) KANDIDOSIS
Adalah penyakit jamur yang bersifat akut atau subakut, disebabkan oleh spesies Candida, dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki, atau paru. Yang tersering sebagai penyebab adalah Candida albikans yang dapat diisolasi dari kulit, mulut, selaput mukosa vagina, dan feses orang normal.
Klasifikasi
Berdasarkan tempat yang terkena:
a. Kandisosis selaput lendir:
1. Kandidosis oral (thrush): mengenai bayi. Tampak pseudomembran putih coklat muda kelabu yang menutup lidah, palatum mole, pipi bagian dalam dan permukaan rongga mulut lain. Terdapat lesi berwarna putih di tepi atau di bawah permukaan lidah.
2. Periechem: fisur pada sudut mulut. Faktor predisposisi adalah defisiensi riboflavin
3. Vulvovaginitis: keluhan utama adalah gatal didaerah vulva. Merupakan vulva vagina (keputihan)
4. Balanitis: pada glans penis dan sulkus koronarius glandis
5. Kandidosis mukokutan kronik: karena kekurangan fungsi leukosit atau sistem hormonal.
6. Kandidosis bronkopulmonar dan paru.
b. Kandidosis kutis:
1. Lokalisata -daerah intertriginosa - daerah perianal
2. Generalisata
3. Paronikia dan onikomikosis
4. Kandidosis kutis granulomatosa
c. Kandisosis sistemik
1. Endokarditis
2. Meningitis
3. Pielonefritis
4. Septikemia
Terimakasih anda telah membaca artikel tentang NONDERMATOFITOSIS. Jika ingin menduplikasi artikel ini diharapkan anda untuk mencantumkan link https://makeayoutubevideos.blogspot.com/2015/09/nondermatofitosis.html. Terimakasih atas perhatiannya.