Konsep Dasar Pemasaran, Apa yang ada dibenak Anda ketika mendengar kata pemasaran? Sebagian besar masyarakat akan berpikir tentang kegiatan periklanan yang dilakukan secara besar-besaran untuk mempromosikan produk, seperti iklan deterjen atau minuman kaleng. Banyak juga orang yang berpikir bahwa pemasaran itu identik dengan penjualan atau kegiatan perusahaan untuk menjual barang atau jasa. Pemahaman tentang pemasaran seperti itu tidak sepenuhnya benar. Pada dasarnya pemasaran bukan hanya terfokus pada aktivitas periklanan ataupun penjualan saja, namun mencakup aktivitas yang lebih luas. Pemasaran secara sederhana diartikan sebagai proses perindahan barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. Namun demikian, cakupan kegiatan dalam pemasaran adalah cukup kompleks, karena meliputi berbagai jenis kegiatan, seperti analisis potensi pasar dan perilaku konsumen, pengembangan produk, penentuan harga, pendistribusian dan promosi barang yang dijual.
American Marketing Association mendefinisikan pemasaran sebagai ”proses dari perencanaan dan pelaksanaan konsep yang telah ditetapkan sebelumnya, penentuan harga, promosi dan distribusi ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang dapat memuaskan tujuan individu dan organisasi”. Dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial dari sejumlah aktivitas yang berkesinambungan yang dimulai dari perencanaan dan pelaksanaan rancangan produk, harga, promosi dan distribusi dalam upaya memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran sesuatu yang bernilai pada kelompok sasaran.
A. PEMASARAN: BARANG, JASA, DAN IDE
Keberhasilan perusahaan mencapai tujuan bisnisnya tergantung pada kemampuan menjalankan fungsi pemasaran sebagai departemen yang penting karena merupakan fungsi bisnis yang berhubungan langsung dengan konsumen. Dalam menjalankan fungsi pemasaran dibutuhkan suatu proses berpikir dan berwawasan yang tertib dalam melakukan perencanaan dan pelaksanaan rancangan nilai yang dipertukarkan, baik berupa barang, jasa maupun ide kepada pasar sasaran.
Pemasaran dari barang berwujud sudah sangat jelas dan mudah ditemui di kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika Anda masuk ke department store, kadang Anda didatangi oleh seseorang yang menawarkan parfum terbaru. Hal yang sama terjadi ketika sebuah perusahaan farmasi memperkenalkan obat flu dengan komposisi terbaru kepada masyarakat ataupun ketika sebuah dealer menawarkan mobil dengan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan dealer lain kepada Anda. Produk-produk tersebut (parfum, obat, dan mobil), semuanya termasuk dalam jenis barang konsumen (consumer goods), yaitu produk yang dibeli konsumen untuk memuaskan keinginan pribadi seorang individu. Perusahaan yang menerapkan teknik pemasaran dalam memasarkan barang-barang konsumen dapat diartikan telah menerapkan konsep pemasaran konsumen (consumer marketing).
Teknik pemasaran juga diterapkan pada barang-barang industri, yaitu produk yang digunakan oleh perusahaan untuk memproduksi barang lainnya. Peralatan bedah, dan mesin lainnya adalah barang industri, serta komponen dan bahan baku mentah, seperti transistor, sirkuit elektronik, batu bara, besi, dan plastik mentah. Perusahaan yang memasarkan produknya untuk keperluan manufaktur lain dikaitkan dengan konsep pemasaran industri (industrial marketing).
Teknik pemasaran juga dapat diaplikasikan pada jasa, yaitu produk tak berwujud, seperti waktu, keahlian atau aktivitas yang dapat dibeli. Pemasaran jasa (service marketing) menjadi penting karena pertumbuhannya yang semakin pesat bahkan melebihi pemasaran barang, seperti pertumbuhan perusahaan asuransi, penerbangan, perusahaan investasi, klinik kesehatan, dan akuntan publik, yang semuanya termasuk dalam pemasaran jasa, yang ditujukan kepada individu maupun perusahaan lain.
Pemasaran juga relevan dengan promosi ide. Sebagai contoh, iklan televisi dan aktivitas promosi lainnya, seperti penyebaran brosur yang dilakukan untuk membujuk masyarakat melakukan recycling benda-benda yang telah digunakan sebagai satu alternatif menciptakan pertumbuhan yang sustainable. Iklan layanan masyarakat yang menerangkan tentang arti penting pemberian air susu ibu kepada bayi, menjaga lingkungan yang bersih dan bebas dari nyamuk ataupun penjelasan pola hidup sehat untuk menghindari penyakit jantung dan kanker merupakan contoh lain mengenai kegiatan pemasaran dalam pengembangan ide kepada kelompok sasaran.
Dengan demikian, dalam pemasaran proses yang dapat diterapkan tidak hanya pada barang dan jasa. Apa pun dapat dipasarkan, baik meliputi ide, kejadian, organisasi, tempat, maupun personal. Dalam pelaksanaannya, pemasaran sebagai sebuah aktivitas bisnis memerlukan suatu pengelolaan terhadap perencanaan dan implementasi seluruh aktivitas pemasaran melalui pertukaran barang, jasa ataupun ide kepada konsumennya. Muncul pertanyaan kapan kegiatan pemasaran muncul?
Pada dasarnya pemasaran timbul saat orang memutuskan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui pertukaran. Terjadinya pertukaran tergantung dari kedua pihak apakah dapat memberikan keuntungan atau saling menguntungkan. Apabila di antara dua pihak dapat mencapai persetujuan maka transaksi pun terjadi. Untuk itu, transaksi dikatakan sebagai pertukaran nilai antara dua pihak.
Walaupun pemasaran sering kali terfokus pada transaksi tunggal untuk produk, jasa atau ide, namun demikian perspektif jangka panjang menjadi konsep yang sama pentingnya untuk kesuksesan pemasaran. Daripada menekankan pada transaksi tunggal, pemasaran hubungan (relationship marketing) menekankan pada suatu hubungan jangka panjang, saling percaya, dan win-win solution (menang-menang) dengan para pelanggan, pemasok (supplier), dan distributor. Hal yang dibangun adalah suatu hubungan ekonomi, teknis dan sosial yang kuat dengan para mitra sehingga transaksi yang menguntungkan akan datang dengan sendirinya. Hasil akhir dari pemasaran berdasar hubungan adalah terbangunnya suatu aset perusahaan berupa jaringan pemasaran yang dapat menghasilkan kepuasan jangka panjang dan dapat membantu mempertahankan (retensi) pelanggan.
Misalnya, bank komersil memberikan program “loyalty banking” (kesetiaan pada perbankan) yang menawarkan insentif untuk membuat hubungan jangka panjang terjalin kuat. Pelanggan yang membeli produk perbankan dalam jumlah yang banyak di bank tersebut (seperti mencek saldo, menabung, pinjaman) akan mendapatkan akumulasi transaksi yang menghasilkan jasa gratis seperti jalan-jalan gratis ke suatu tempat atau diskon harga untuk produk atau jasa tertentu yang ditawarkan bank.
B. LINGKUNGAN PEMASARAN
Perencanaan dan pelaksanaan program, keputusan dan strategi pemasaran tidak ditentukan secara sendiri-sendiri oleh perusahaan atau bahkan oleh pemasar yang sudah memiliki pengalaman. Perencanaan dan pelaksanaan program, keputusan dan strategi pemasaran itu dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan yang berada di luar lingkungan perusahaan. Setiap program pemasaran perlu dikaitkan dengan faktor–faktor luar yang mempengaruhi perusahaan, seperti politik-hukum, sosial–budaya, teknologi, ekonomi dan persaingan.
1. Kondisi Politik dan Hukum
Keputusan pemasaran sangat dipengaruhi oleh perkembangan dalam lingkungan politis yang terdiri dari hukum, badan pemerintah dan kelompok berpengaruh. Misal, pengaturan pemerintah untuk melindungi kepentingan konsumen dari perilaku bisnis yang tidak terkendalikan melalui Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) membawa dampak pada pengawasan produk secara lebih intensif.
2. Kondisi Sosial Budaya
Pergeseran nilai budaya, cara hidup, nilai-nilai sosial, keyakinan dan kesenangan dari sebagian masyarakat perlu mendapat perhatian pemasar karena dapat mempengaruhi program pemasaran. Perubahan kondisi sosial budaya yang terjadi, antara lain semakin banyaknya wanita pekerja, meningkatnya jumlah keluarga dengan orang tua tunggal, meningkatnya perhatian terhadap gaya hidup sehat dengan pola makan dan aktivitas fisik tertentu yang menunjang, dan berkembangnya gaya hidup sebagai akibat pergeseran nilai budaya. Berbagai fenomena tersebut perlu dicermati karena dapat membuat nilai, kepercayaan, dan ide-ide yang membentuk lingkungan industri saat ini berubah dan berimbas pada pengembangan program pemasaran. Misal adanya gaya hidup dari kalangan menengah ke atas membawa dampak pada kebijakan periklanan yang menekankan pada unsur estetis dan kesan glamour.
Dalam merespon nilai-nilai sosial yang berkembang di masyarakat, pemasar perlu membuat penyegaran baru terhadap program pemasarannya, misal dengan mengembangkan dan mempromosikan produk-produk baru baik untuk konsumen maupun kalangan industri.
3. Kondisi Teknologi
Perkembangan teknologi telah mempengaruhi pemasaran dalam beberapa tahun terakhir. Dengan adanya perkembangan teknologi dihasilkan beragam produk baru (seperti piringan satelit) dan jasa-jasa baru (belanja melalui televisi). Dengan munculnya produk-produk baru membuat beberapa produk yang sudah ada menjadi usang/tua. Misal, produk compact discs mengganti tape, ponsel mengganti pager, kamera digital (kamera tanpa film) mengganti kamera nondigital (kamera dengan film). Perkembangan teknologi pun membawa dampak pada perubahan gaya hidup dan pola konsumsi pasar. Perubahan gaya hidup dapat terjadi dengan munculnya produk dan jasa dengan berbagai fitur baru. Misal munculnya produk ponsel dengan beragam fitur entertainment dan multimedia, tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga menjadi alternatif sarana hiburan konsumen di saat senggang.
Adanya dukungan perkembangan teknologi informasi dan adanya gaya hidup yang menuntut kepraktisan juga menuntut pemasar untuk lebih menawarkan program pemasaran terutama kebijakan pendistribusian produknya melalui fasilitas internet atau electronic marketing, seperti internet based stores, electronic catalog, video marketing, mail marketing atau cybermalls.
4. Kondisi Ekonomi
Kondisi ekonomi mempengaruhi pola belanja yang dilakukan para konsumen, pebisnis, dan kalangan pemerintah. Hal itu mempengaruhi pemasar dalam pengembangan program pemasaran yang tepat bak dalam hal penawaran produk, penentuan harga strategi promosi dan promosi. Di antara variabel ekonomi yang penting, kalangan pemasar sangat mempertimbangkan tingkat inflasi, tingkat suku bunga, resesi dan pertumbuhan yang terjadi. Dengan kata lain, pemasar perlu mengawasi/memonitor siklus bisnis secara umum (pola transisi antara periode kemakmuran, resesi dan perbaikan/kembali ke periode kemakmuran). Pada umumnya tingkat belanja konsumen mengalami kenaikan pada kondisi ekonomi periode kemakmuran, serta mengalami penurunan pada saat periode resesi/pertumbuhan menurun terutama di saat tingkat pengangguran bertambah.
Tentu saja, kalangan pemasaran perlu memikirkan sebuah variasi variabel ekonomi yang dapat digunakan untuk mengembangkan strategi pemasaran dalam dan luar negeri. Misal dengan memperhatikan hal-hal, seperti distribusi pendapatan, tabungan, utang atau ketersediaan kredit. Pemasar juga perlu memperhatikan kecenderungan-kecenderungan utama dalam pendapatan dan pola pengeluaran rumah tangga yang dipengaruhi oleh faktor tingkat harga dan inflasi. Misal, di saat tingkat inflasi tinggi yang ditandai oleh adanya peningkatan harga barang-barang di pasaran maka tingkat konsumsi masyarakat cenderung menurun dan tingkat minat untuk menabung menjadi tinggi.
5. Kondisi Persaingan
Dalam sebuah kondisi persaingan yang ketat, pemasar perlu meyakinkan konsumen untuk membeli produk mereka dibandingkan produk yang dijual produsen lain. Oleh karena baik konsumen dan pembeli komersil memiliki sumber terbatas, setiap rupiah yang dikeluarkan untuk sebuah produk tidak berlaku lagi untuk pembelian produk lain. Oleh karena itu, setiap program pemasaran berlomba untuk membuat produk mereka sangat menarik. Secara teori, sebuah program gagal akan kehilangan uang pembeli selamanya atau setidaknya sampai pada pembelian berikutnya.
Dengan mempelajari kompetisi/persaingan, pemasar memutuskan posisi terbaik untuk produk mereka, pada 3 tipe persaingan/kompetisi seperti berikut ini.
a. Produk pengganti, berbeda dengan produk pesaing, tetapi dapat mengisi kebutuhan yang sama. Contohnya, kolesterol Anda mungkin dijaga oleh program olahraga fisik atau obat-obatan pengatur kadar kolesterol. Dalam hal ini, program fitnes/olahraga dan obat-obatan dapat bersaing sebagai produk pengganti.
b. Kompetisi merek, terjadi antara produk-produk yang memiliki kemiripan, seperti jasa audit yang diberikan oleh perusahaan akuntansi besar, seperti Erns & Young (www.ey.com) dan KPMG Peat Marwick (www.kpmg.com). Persaingan merek terjadi berdasarkan kepada persepsi pembeli akan manfaat produk yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan terkait.
c. Kompetisi internasional, yang terjadi antara produk lokal bersaing dengan produk luar. Contohnya, jasa penerbangan SWISS Air (www.swissair.com) vs Delta Airlines (www.delta-air). Dalam hal ini, meningkatnya kompetisi internasional menjadi semakin bertambah dengan adanya pembentukan aliansi, seperti Komunitas Eropa (Europe Community) dan NAFTA.
Terimakasih anda telah membaca artikel tentang Konsep Pemasaran Dan Perilaku Konsumen . Jika ingin menduplikasi artikel ini diharapkan anda untuk mencantumkan link https://makeayoutubevideos.blogspot.com/2015/11/konsep-pemasaran-dan-perilaku-konsumen.html. Terimakasih atas perhatiannya.